Jenderal AS Samakan Uji Senjata Hipersonik China dengan Peluncuran Sputnik
Uji Senjata Hipersonik China

By Ninik Kristiani 28 Okt 2021, 10:27:45 WIB Teknologi
Jenderal AS Samakan Uji Senjata Hipersonik China dengan Peluncuran Sputnik

Gambar : Rudal hipersonik China dilaporkan diuji coba dengan diluncurkan menggunakan roket Long March -- Ilustrasi (dok. Ju Zhenhua/Xinhua via AP)


Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 28 Okt 2021 10:03 WIB

Washington DC - Tidak hanya menyebut uji coba senjata hipersonik China mengkhawatirkan, jenderal top militer Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley, juga menyamakan uji coba itu dengan momen peluncuran satelit pertama dunia, Sputnik, buatan Uni Soviet tahun 1957 silam.
Seperti dilansir AFP, Kamis (28/10/2021), Milley yang menjabat Kepala Staf Gabungan AS mengonfirmasi secara resmi untuk pertama kalinya bahwa China memang telah menggelar uji coba senjata hipersonik berkemampuan nuklir, yang dinilai akan sangat sulit untuk dilawan.

Otoritas China membantah telah menggelar uji coba rudal hipersonik, dan hanya mengakui melakukan uji coba rutin dengan melibatkan kendaraan luar angkasa.

Milley dalam pernyataan terbaru tidak hanya mengonfirmasi uji coba senjata hipersonik China itu, tapi juga menyebutnya 'sangat mendekati' momen Sputnik, yang merujuk pada peluncuran satelit pertama buatan manusia tahun 1957 silam oleh Uni Soviet.

Baca juga:
Jenderal Top AS Sebut Uji Coba Senjata Hipersonik China 'Mengkhawatirkan'

Momen itu menempatkan Soviet, atau kini Rusia, berada di posisi terdepan dalam persaingan antariksa era-Perang Dingin.

"Apa yang kita lihat adalah peristiwa yang sangat signifikan dari uji coba sebuah sistem senjata hipersonik. Dan itu sangat mengkhawatirkan," ucap Milley kepada televisi Bloomberg, dalam wawancara yang ditayangkan Rabu (27/10) waktu setempat.

"Saya tidak tahu apakah ini momen Sputnik, tapi saya pikir itu sangat mendekati momen itu," ujarnya.

"Itu menjadi peristiwa teknologi yang sangat signifikan yang telah terjadi... dan menjadi perhatian kita semua," imbuh Milley.

Departemen Pertahanan AS atau Pentagon sebelumnya menolak untuk mengonfirmasi uji coba China itu, yang pertama kali dilaporkan oleh media terkemuka Financial Times pada 16 Oktober lalu. Financial Times dalam laporannya menyebut uji coba senjata hipersonik China itu mengejutkan AS.

Disebutkan dalam laporan Financial Times yang mengutip sejumlah sumber itu bahwa rudal hipersonik China mampu mengelilingi Bumi pada ketinggian rendah dan kecepatan lebih dari lima kali lipat kecepatan suara, meskipun akhirnya meleset dari target sejauh 30 kilometer.

China dalam bantahannya menyebut itu hanya uji coba rutin kendaraan luar angkasa yang bisa digunakan kembali.

Baca juga:
Canggih! Ini yang Bikin AS Terkejut Soal Rudal Hipersonik China

Hipersonik menjadi kekuatan terbaru dalam teknologi rudal, karena dengan sistem itu rudal bisa mengudara lebih rendah dan lebih sulit terdeteksi dibandingkan rudal balistik, juga bisa mencapai target lebih cepat dan bisa bermanuver.

Keunggulan itu yang menjadikan rudal hipersonik lebih berbahaya, terutama jika membawa muatan hulu ledak nuklir. AS, Rusia, China dan Korea Utara (Korut) semuanya telah menguji coba sistem hipersonik dan beberapa negara lainnya tengah mengembangkannya.

Saat ditanya secara terpisah soal uji coba senjata hipersonik China, juru bicara Pentagon, John Kirby, kembali menolak untuk mengonfirmasinya. Namun dia menyebut setiap kemajuan besar dalam kemampuan militer China akan 'sangat sedikit membantu untuk mengurangi ketegangan di kawasan dan sekitarnya'.

(nvc/knv)


 




Video Terkait:


Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment


Principal

Pengawas Sekolah
DR. NINIK KRISTIANI, M.PD

Jejak Pendapat

Menu apakah yang paling Anda sukai dari website ini?
Koleksi video
Ruang pengumuman
Menu pada link terkait
Menu unduhan
Ruang konsultasi
Ruang berita